P A K U B A T U

Tidak bohonglah hati tentang apa yang di lihatnya (An-Najm-11)

Tidak bohonglah hati tentang apa yang di lihatnya (An-Najm:11)

Followers

Tuesday, October 30, 2007

Kisah Nenek Pemungut Daun

Ini ada kisah menarik dari sebuah buku yang saya baca. Semuga menjadikan kita semakin mencintai Nabi Muhammad, Rasullullah SAW. Allahuma Sholi ala Muhammad wa ala ali Muhammad.

Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh.Usai jualan, ia pergi ke Masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk Masjid, dan melakukan solat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar Masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyegat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.

Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai solat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah isapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."

Singkat cerita, nenek itu di biarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang Kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahsianya; kedua,rahsia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meninggal dunia, dan anda dapat memperdengarkan rahsia itu.
clipped from www.dudung.net

"Saya
ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu
amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya
jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat
Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya
ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya
ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi
bahwa saya membacakan salawat kepadanya."

Kisah ini saya dengar dari
Kiai Madura, D. Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya� merinding.
Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam
bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan
diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih
dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia
tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh.
Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasululloh
saw?

 blog it

No comments: